Selasa, 22 November 2011

Mengasah kampak


Saat ini banyak orang yang  memiliki etos kerja sangat tinggi, hal ini sangatlah baik. Namun jangan melupakan saat untuk beristirahat. Dalam buku Unleash Your Other 90% karangan Robert K. Cooper disebutkan bahwa ada sebuah paradoks dalam dunia modern yaitu: untuk maju, kita harus tahu kapan dan bagaimana tepatnya harus mundur. Dalam buku 7 Habits of Highly Effective People karangan Stephen R. Covey, juga disebutkan bahwa  salah satu kebiasaan yang harus diterapkan untuk menjadi pribadi yang efektif adalah dengan mengambil istirahat, dalam buku tersebut diistilahkan dengan mengasah kapak.
Istilah “mengasah kapak” berasal dari sebuah cerita mengenai  seorang penebang pohon yang berusaha untuk menebang pohon sebanyak-banyaknya. Pada hari pertama bekerja, dia berhasil merobohkan 8 batang pohon. Penebang pohon tersebut sangat senang dengan hasil yang diperolehnya sehingga dia pun berencana untuk bekerja lebih keras keesokan harinya. Namun pada akhir hari ke-2 dia hanya berhasil merobohkan 7 batang pohon. Hari ketiga, dia berusaha bekerja lebih keras lagi, tetapi hasilnya tetap tidak memuaskan bahkan mengecewakan. Semakin bertambahnya hari, semakin sedikit pohon yang berhasil dirobohkan. Setelah seminggu, akhirnya dia berputus asa dan merenung di bawah pohon hingga akhirnya dia bertanya kepada dirinya sendiri ”Kapan terakhir kali saya mengasah kapak?” Dia kemudian sadar bahwa dia tidak pernah mengasah kapak karena tidak punya waktu untuk itu. Dia terlalu sibuk untuk menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat tenaga hingga lupa untuk mengasah kapaknya. Dia teringat pada hari pertama bekerja, dengan kapak baru dan terasah, dia bisa menebang pohon dengan hasil luar biasa. Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama bahkan lebih besar namun menggunakan kapak yang tidak diasah, hasilnya semakin menurun. Akhirnya dia memutuskan untuk mengasah kapaknya dan keesokan harinya dia dapat menebang 8 pohon lagi.
Esensi dari cerita ini adalah sesibuk apa pun, kita harus meluangkan waktu untuk ”mengasah kapak”  (istirahat red.), agar setiap hari bekerja dengan hasil yang maksimal. Hal yang perlu diingat adalah istirahat bukan berarti berhenti, namun untuk persiapan dengan tujuan menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi.
Sama seperti si penebang pohon, sebagian besar dari kita pun setiap hari selalu sibuk dari pagi hingga malam hari dengan rutinitas yang telah terpola. Hal ini membuat kita melupakan sisi lain yang sama pentingnya, yaitu istirahat untuk mengasah dan mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan dan wawasan. Hal-hal baru ini tidak hanya akan menambah pengetahuan dan wawasan, namun akan menurunkan tingkat kejenuhan yang secara langsung akan menurunkan stress dan membuat kita bisa berfikir lebih jernih lagi. Contoh nyatanya adalah dalam belajar tidak dianjurkan untuk belajar 2 jam tanpa jeda, namun akan lebih baik  jika belajar 2 x 50 menit. Sehingga materi pelajaran akan terserap dengan lebih baik. Jadi sempatkalah sejenak untuk beristirahat agar tenaga dan pengetahuan kembali terisi.
Penulis adalah mahasiswa program studi Kimia ITB

2 komentar: